April 06, 2010

Liburan Ke Selekta Disela-sela Kuliah Semester Pendek

MENENGOK liburan kemarin.... Itulah yang kulakukan saat saya dan teman-teman mendatangi tempat wisata Selecta (di kota Batu, dekat kota Malang), beberapa waktu lalu setelah mengikuti perkuliahan semester pendek. moment itulah yang sekiranya dapat di jadikan bekal cerita buat anak cucu,he....

Dan dari hasil liburan kemarin ternyata masih utuh. Fasilitas wisata dan pemandian yang didirikan tahun 1928 itu, ternyata nyaris tidak berubah! Hampir semua bangunan dan monumen yang ada di tempat wisata yang berlembah dan berbukit itu masih seperti dulu...(inget2 waktu sma)

Dua bangunan induk (persis di depan kolam renang), yang disain eksteriornya mirip art-deco, terlihat masih lengkap. Balkon betonnya yang luas (di mana kita bisa minum kopi seraya menikmati lembah selecta), juga dibiarkan seperti sedia kala.

Atapnya yang menjorok ke depan pun tidak dibongkar -- di sini, saya selalu membayangkan tuan-tuan tanah Belanda menghabiskan sore seraya menyedot cerutunya...

Tapi, yang membuat aku terperangah (dan senang), pengelola pemandian ini tidak membongkar perosotan besi yang panjang itu -- sekarang banyak yang pakai fiberglas, tentunya. Dulu, saya kecil selalu ketakutan membayangkan bagaimana merosot di papan besi itu..

Mulai papannya yang terbuat dari besi, tangganya, sampai pegangannya, dibiarkan seperti dulu -- disini saya sempat membandingkan dengan apa yang saya rasa saat saya datangi lokasi yang sama di awal tahun 2006 pada waktu touring bareng temen2 sma, dan memang tak ada yang berubah (sok tau).....

Di ujung lainnya, mereka juga tidak mengganti papan loncat -- yang terbuat dari besi dan kayu. Skrupnya yang besar-besar dan besinya yang tebal tampaknya dibiarkan -- kecualinya catnya yang berganti-ganti. Dan orang-orang masih bisa menggunakan fasilitas renang itu, sampai sekarang..

Dan ruang ganti pakaian (buat yang berenang), yang letaknya di bawah balkon restoran itu tadi, nyaris tidak berubah pula -- tetap berlapis beton dan pintu kayu warna biru pucat...

Itulah sebabnya, ketika kami memutuskan ke Selecta (semula kami berencana ke tempat wisata coban talun, tidak jauh lokasinya, yang lebih kosmolit, tapi batal karena hujan deres yang mengguyur lokasi itu dan denger2 sempat ada orang meninggal di daerah situ..), akhirnya selektalah tujuan liburan kita kali ini

Dan ketika kami melewati komplek wisata itu (ada kebun apel di sekitarnya), saya biarkan mataku menatap kebun apel itu sepuasnya. Sebelum memasuki lahan parkir, ada puluhan bangunan (via dan hotel) peninggalan kolonial Belanda yang berjejer rapi. sayangnya, kami tak memilih menginap di tempat itu (cz larang rek lek kate nginep)...

Setelah ticket di tangan, saya pun bergegas menuju dua bangunan idaman -- yang tetap menjadi restoran. Kuselidiki setiap sudut, ternyata tak ada perubahan. Kulihat pula kursi, masih kayu lipat seperti dulu. Di dinding cafe itu,

Namun siang itu, pada waktu ke Selecta tentu saja tak hanya untuk menatap bangunan dan melamun ke masa lalu saya ketika berkunjung kesini pada waktu sma. Dalam rombongan itu, ada sekitar 10an anak. ...

Pemandian Selecta, menurut data yang kuakses di internet, dibangun tahun 1928 oleh seorang warga Belanda yang bernama Reyter Dewild. Tidak dijelaskan siapa orang ini, dan tak ada keterangan pula kenapa diberi nama Selecta. Tapi kufikir tempat wisata itu dibangun pada sebuah lokasi yang strategis -- sebuah lembah berbukit dan ngarai seluas 20 hektar di lereng Gunung Wlirang dan Arjuno..

Dulunya tempat ini biasa didatangi pejabat kolonial Belanda, dan setelah Indonesia merdeka ganti pejabat Indonesia yang mengunjunginya. Saya ingat, di buku biografi Bung Hatta, yang berisi foto-foto, Selecta menjadi tempat plesiran para peserta Sidang KNIP kedua di Malang, tahun 1947 -- saya lantas membayangkan orang seperti Hatta yang serius, Syahrir, dan Amir Syarifudin dengan pipa cangklongnya, bergurau di ketinggian seribu seratus meter di atas laut itu...





0 komentar:

 
Narendra Site Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template